Sejarah Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia
Jun 09, 2023
Lahir pada 28 Juni 1971 dari ibunya yang berdarah Kanada dan ayahnya yang berdarah Afrika Selatan, Elon Musk sejak keci memiliki ketertarikan dalam membaca dan mempelajari banyak hal. Elon memiliki dua adik, yaitu Kimbal yang lahir pada 1972 dan Tosca yang lahir pada 1974. Elon tinggal di Pretoria dengan ayahnya setelah orangtuanya bercerai hingga lulus dari Pretoria High School, lalu pindah ke Kanada untuk menghindari wajib militer yang berlaku di Afrika Selatan.
Elon kemudian menyelesaikan pendidikannya di Wharton School, University of Pennyslvania, dan mendapatkan dua gelar sarjana yaitu di bidang Ekonomi dan Fisika. Elon sempat menjadi mahasiswa pascasarjana Fisika Terapan di Stanford, namun keluar setelah dua hari untuk mengejar cita-cita menjadi wirausahawan. Elon Musk memiliki ketertarikan di tiga bidang yang menurutnya memiliki masalah penting bagi dunia, yaitu internet, energi bersih, dan ruang angkasa.
Elon Musk dan eksplorasi angkasa memang sudah menjadi satu 'trade-mark' tersendiri di abad modern ini. Laki-laki yang selalu menjabarkan dirinya sebagai workaholik ini dikenal sebagai pendiri salah satu perusahaan pembayaran pertama dan paling terkenal di dunia maya, PayPal, sekaligus sebagai pendiri dan pemimpin perusahaan aero-technologi SpaceX, juragan kreatif desain untuk salah satu perusahaan mobil paling inovatif di dunia, Tesla Motor serta pimpinan perusahaan penyedia energi panas matahari paling besar di Amerika Serikat, Solarcity.
Elon Musk telah tertarik dengan pemrograman komputer sejak kecil dan sempat berhasil menjual software ciptaannya sendiri yang pertama, Blaster. Musk juga sempat belajar pada Queen University, Ontario, Kanada selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah dan menekuni ilmu bisnis dan fisika pada University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Setelah berhasil memperoleh gelar sarjana, masing-masing Bachelor of Economy dari Wharton School of University of Pennsylvania dan Bachelor of Science dari Univeristy of Pennsylvania School of Arts and Science, Musk sempat melanjutkan pendidikan ke tingkat doktoral di Stanford University namun tidak diselesaikan.
Pada 1995, penerima penghargaan 2010 Automotive Executive of the Year ini mulai merintis bisnis dunia maya dengan menjalankan Zip2, sebuah perusahaan jasa penyedia layanan online yang berisi program penerbitan konten khusus untuk media pemberitaan. Perusahaan yang dirintis bersama kakak laki-lakinya, Kimball Musk, ini meraup sukses dan dibeli pihak Compaq Alta Vista dengan uang kas sebesar $307 juta ditambah $34 juta dalam bentuk surat berharga.
Pada Maret 1999, Musk membantu penemuan X.com yakni perusahaan penyedia jasa finansial online dan pembayaran resmi melalui email. Hanya dalam waktu satu tahun, perusahaan ini berubah menjadi salah satu jasa keuangan paling besar dan terpercaya di dunia maya, PayPal. Pada 2002, Musk seperti tidak puas atas kinerjanya sendiri. Pasca merambah dunia maya, kali ini perancang Falcon 1, roket berbahan bakar cair pertama yang mampu mencapai orbit, tersebut mulai melirik antariksa sebagai bidang usaha dengan mendirikan Space Exploration Technologies, atau lebih populer dengan nama singkat SpaceX. Bersama perusahaan inilah nama Elon Musk menjadi salah satu 'Pahlawan Antariksa' atas jasanya mengembangkan kendaraan luncur angkasa dan komersialisasi antariksa.
Tak puas dengan jagad antariksa, Musk 'kembali ke Bumi'. Peran besar dalam berbagai rancangan, desain dan model mesin mobil melalui perusahaan Tesla Motor diakui berbagai kalangan, otomotif maupun bukan, dari berbagai penjuru dunia. Sumbangsih Musk melalui SolarCity yang bertujuan memerangi pemanasan global juga turut mengokohkan nama peraih Legendary Leader Award kelahiran 1971 ini sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di abad modern.
Hebatnya, kepedulian Musk terhadap bumi dan segala isinya juga telah dibuktikan melalui Musk Foundation yang bergerak di bidang pengembangan pendidikan iptek, kesehatan anak serta energi bersih. Nama Elon Musk juga tercatat sebagai salah satu filantropis yang menjadi donor utama pada ajang X Prize Foundation, lembaga kemanusiaan yang getol mempromosikan pencarian dan pemanfaatan sumber teknologi terbarukan. Dan pada April 2012, dunia patut berterima kasih kepada Elon Musk yang memutuskan bergabung dengan The Giving Pledge, sebuah yayasan berisi deretan mega-bilioner yang memiliki komitmen kuat untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka demi kesejahteraan dunia.
Sebuah trivia menarik perlu dihadirkan untuk melengkapi sosok Elon Musk. Saat dilantik majalah bergengsi Time sebagai satu dari 100 tokoh paling berpengaruh di dunia, lansiran berita yang mengikuti artikel tersebut mengutip pengakuan Jon Favreau, sutradara film mega-buster Iron Man, bahwa figur Musk tak lain merupakan inspirasi dari tokoh utama film tersebut, sang bilyuner jenius dan eksentrik, Tony Stark. Bahkan salah satu pengambilan gambar film tersebut juga berlokasi, tak lain dan tak bukan, di SpaceX yang menjadi model dari Stark Corp.